NERACAONLINE – Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin (BTC) naik +0,50% ke level $110.900 (IDR 1.814.625.648). Dominasi pasar BTC (BTC.D) kini berada di level 58.42%, sementara total kapitalisasi pasar aset kripto juga menguat +0,66% menjadi US$3,78 triliun.
Berikut data Top Gainers dan Top Losers dalam 24 jam
|
Top Gainer |
Top Losers |
||
|
Soon |
+14,79% |
Saros |
-10,36% |
|
OG Fan Token |
+14,62% |
Merlin Chain |
-5,65% |
|
SPX6900 |
+12,30% |
Neon EVM |
-5,15% |
*Data di atas diambil pada pukul 08:00 WIB
Menurut Panji Yudha, Financial Expert Ajaib, pergerakan pasar Bitcoin (BTC) pekan ini akan sangat dipengaruhi oleh sejumlah data ekonomi AS, terutama laporan inflasi yang akan rilis. Setelah pekan yang relatif tenang, investor kembali mencermati sinyal dari Wall Street, di mana perdebatan antara data pasar tenaga kerja yang melemah dan tekanan inflasi yang meningkat sedang memanas.
Pada Agustus, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa nonfarm payrolls hanya meningkat 22.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi para ekonom yang memperkirakan kenaikan 75.000 posisi. Angka ini menjadi bukti terbaru dari pelemahan pasar tenaga kerja yang sebelumnya telah diisyaratkan oleh Ketua The Fed, Jerome Powell. Data yang lemah ini membuat pasar meyakini 100% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada pertemuan 16-17 September mendatang.
Namun, harapan penurunan suku bunga ini dapat terancam oleh laporan inflasi yang akan dirilis pekan ini. Ekonom memprediksi harga konsumen (CPI) naik 0,3% secara bulanan dan 2,9% secara tahunan pada Agustus, menandai kenaikan sejak Juli. Inflasi inti (Core CPI), yang mengecualikan biaya makanan dan energi, juga diperkirakan naik 0,3% MoM dan 3,1% YoY. Jika angka-angka ini sesuai atau melebihi prakiraan, The Fed akan menghadapi dilema besar dalam menyeimbangkan mandat ganda mereka—yakni memaksimalkan lapangan kerja dan menjaga inflasi di 2%. Selain CPI, laporan Indeks Harga Produsen (PPI) yang dirilis Rabu juga dapat mengungkap dampak tarif impor yang dapat memicu kenaikan inflasi.
Prospek pemangkasan suku bunga selama ini menjadi faktor dominan yang menjaga sentimen positif di pasar saham. Namun, jika ekspektasi tersebut berbalik arah karena data inflasi yang tinggi, maka bisa menjadi masalah besar bagi aset berisiko seperti Bitcoin.
Pergerakan ETF Kripto Berbalik Arah, Bitcoin Catat Arus Masuk Positif
Arus dana di pasar ETF kripto kembali berbalik arah pada pekan ini. Setelah sempat didominasi oleh ETF Ethereum, ETF Bitcoin berhasil mencatat total arus masuk bersih. Pada awal pekan, ETF Bitcoin menunjukkan arus masuk yang solid, namun tren ini berbalik pada paruh kedua pekan. Di sisi lain, ETF Ethereum mengalami pekan yang berat, mencatat arus keluar harian selama empat hari berturut-turut, bahkan mencapai $446,71 juta pada 5 September.
Secara keseluruhan, total arus masuk bersih ETF Bitcoin dari 2 hingga 5 September tercatat $246,42 juta. Angka ini jauh berbeda dengan ETF Ethereum yang mengalami total arus keluar bersih mencapai $787,73 juta pada periode yang sama. Perbedaan arus dana ini mengindikasikan bahwa minat investor mungkin sedang beralih kembali ke Bitcoin, yang dianggap lebih stabil di tengah kondisi pasar yang dinamis. Pada penutupan pekan, total aset bersih yang dikelola oleh ETF Bitcoin mencapai $144,05 miliar, sementara ETF Ethereum memiliki total $27,64 miliar.
Hari ini, Bitcoin berpotensi bergerak di sekitar $110.000 – $112.000. Ethereum berpotensi bergerak di sekitar $4.100 – $4.400.
Rekomendasi Altcoin
|
Altcoin |
Entry |
Take Profit |
Stop Loss |
|
JTO (Liquid Staking) |
IDR 29.700 |
IDR 36.000 |
IDR 27.900 |
|
KAITO (Web3) |
IDR 16.500 |
IDR 20.500 |
IDR 15.400 |
|
DOGE (Memecoin) |
IDR 3.700 |
IDR 4.600 |
IDR 3.400 |






































