Neraca Online, Bisnis Forum Kemitraan Sawit 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Petani Kelapa Sawir PIR (Aspekpir) memperkenalkan teknologi 𝚞𝚓𝚒 𝚖𝚞𝚝𝚞 𝚔𝚞𝚊𝚕𝚒𝚝𝚊𝚜 𝚋𝚊𝚑𝚊𝚗 𝚋𝚊𝚔𝚞, 𝚙𝚛𝚘𝚍𝚞𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚊𝚠𝚒𝚝 𝚜𝚎𝚛𝚝𝚊 𝚞𝚓𝚒 𝙻𝚘𝚜𝚜𝚎𝚜 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚙𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚎𝚏𝚒𝚜𝚒𝚎𝚗𝚜𝚒 𝚙𝚛𝚘𝚍𝚞𝚔𝚜𝚒 𝚖𝚒𝚗𝚢𝚊𝚔 𝚔𝚎𝚕𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚊𝚠𝚒𝚝 produk IAS Global.
IAS Global merupakan perusahaan ternama penyedia produk dan layananan 𝙰𝚗𝚊𝚕𝚒𝚜𝚒𝚜 Near-Infrared (NIR) professional menunjukkan dukungannya kepada industri sawit dunia dengan menghadirkan produk terbaru yaitu yang diberi nama IAS+6100 Portable NIR Analyzer.
Produk ini diperkenalkan kepada pelaku usaha kelapa sawit di Kubu Raya, Kalimantan Barat pada ajang Bisnis Forum Kemitraan Sawit 2025 yang dilaksanakan pada 27 Oktober 2025.
Key Account & Project Manager IAS Global Pte.Ltd, Edi Hariyanto mengatakan pihaknya terus berupaya menghadirkan produk yang mendukung industri sawit untuk menjaga kualitas minyak sawit.
“Salah satunya dengan memanfaatkan produk IAS-6100 Portable NIR Analyzer yang akan membuat pelaku usaha industri sawit, terutama di pabrik sawit dapat menganalisa data dengan parameter-parameter yang telah ditentukan, untuk menjaga kualitas minyak sawit,” katanya pada ajang tersebut.

Bisnis Forum kemitraan sawit 2025 yang digelar di Kubu Raya merupakan seri ke 4 pada 2025 ini. Kegiatan ini digelar dalam kerangka memperkuat kerja sama inti plasma melalui inovasi produk perkehunan dan pemanfaatan teknologi terbaru di bidang kelapa sawit.
Sebelumnya, Aspekpir telah melaksanakan Bisnis Forum Kemitraan di tiga kota yakni Medan, Pekanbaru dan Palembang. Gelaran ini didukung oleh IAS Global, BSI dan Bionusa sebagai sponsor.
Dukungan besar terhadap kegiatan ini diberikan oleh 𝙸𝙰𝚂 Global Pte Ltd, perusahaan penyedia teknologi pengukur rendemen kelapa sawit termutakhir saat ini yang mampu memberikan hasil analisa yang presisi produk kelapa sawit hanya dalam waktu dua menit dan merupakan inovasi teknologi perseroan yang dipersembahkan untuk uji kualitas bahan dan mutu produk kelapa sawit.
Kemudian PT Bio Sarana Indonesia atau BSI merupakan perusahaan yang fokus pada pengembangan dan produksi pestisida nabati, pupuk organik, feromon dan produk-produk alami inovatif berkualitas tinggi, salah satunya adalah atraktan kumbang penyerbuk elaeidobius utama Indonesia.
Adapun PT Bio Industri Nusantara atau Bionusa, merupakan Anak Perusahaan PTPN III Holding Perkebunan Kategori Non-PTPN yang mengoperasikan pabrik untuk pengolahan Biofungisida Marfu-P, Pupuk Hayati EMAS, Pupuk Organik Kompota, Biobus, Bioriz, Bioagrodeco, dan Pupuk Cair Biocomp, Kapasitas terpasang Pabrik mencapai 50 ton per hari.
Bupati Kubu Raya Sujiwo, menegaskan pentingnya kemitraan yang kuat dan berkelanjutan antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat dalam pengembangan sektor kelapa sawit
Dia menilai, Forum Bisnis Kemitraan Kelapa Sawit menjadi salah satu wadah strategis untuk memperkuat sinergi antar pemangku kepentingan dalam menjaga keberlanjutan dan stabilitas industri sawit yang selama ini menjadi salah satu tulang punggung ekonomi masyarakat.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, kami mengucapkan terima kasih, apresiasi, dan penghargaan yang tinggi kepada Aspekpir beserta mitra yang telah menyelenggarakan forum bisnis kemitraan sawit ini. Forum seperti ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengelolaan sawit,” ucap Sujiwo, usai usai membuka Forum Bisnis Kemitraan Kelapa Sawit Tahun 2025.
Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Kalimantan Barat, Aris Supratman mengatakan organisasinya terus mendorong percepatan peremajaan tanaman sawit rakyat dan penguatan kemitraan antara perusahaan inti dan petani plasma.
Langkah itu dilakukan lantaran saat ini industri sawit nasional menghadapi stagnasi produksi. Aris mengatakan, saat ini harga tandan buah segar mulai manis tapi industri sawit Indonesia kembali memantulkan paradoksnya.
Ketua Umum Aspekpir Indonesia Setiyono menegaskan kemitraan inti plasma harus diperkuat guna mewujudkan sawit berkelanjutan. “Sejarah sawit di Indonesia hingga sekarang berkembang dengan pesat tidak bisa lepas dari peran besar petani plasma,” katanya.
Dia menyampaikan terima kasih kepada IAS Global PTE, LTD, PT Bio Sarana Indonesia, PT Bionusa,1 Gapki dan PTPN yang telah mendukung kegiatan bisnis forum kemitraan diempat kota di Indonesia.
            
	




































