Beranda Ekonomi Pusat PVTPP Resmikan Embung dan Smart Farming di KPS PVT III Muara...

Pusat PVTPP Resmikan Embung dan Smart Farming di KPS PVT III Muara Bogor

27
0

Jakarta, Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian meresmikan pembangunan embung dan penerapan teknologi smart farming di Kebun Pemeriksaan Substantif (KPS) PVT III Muara, Ciomas, Bogor, Jawa Barat.

Pembangunan ini dinilai menjadi langkah penting untuk mendukung swasembada pangan melalui perlindungan varietas tanaman unggul dan sekaligus memastikan seluruh area kebun dapat dimanfaatkan secara optimal.

Plt. Sekretaris Jenderal Kementan, Ali Jamil mengapresiasi pemanfaatan lahan dan peningkatan layanan uji PVT yang semakin meningkat. Dia menekankan, uji BUSS sangat penting dalam mendukung program strategis nasional terutama upaya bersama mewujudkan swasmebada.

“Alhamdulliah disini sudah ada padi, sudah ada jagung dan juga sudah ada kangkung. Dan sekarang sudah ada permohonan hak PVT untuk 41 varietas yang diuji di KPS PVT yang merupakan peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. ujar Ali Jamil, Sabtu, 15 November 2025.

Ali Jamil mengatakan smart farming merupakan program masa depan bangsa yang akan menjadi arah pengembangan sektor pertanian nasional. Apalagi saat ini tantangan sektor pertanian semakin besar terutama karena perubahan cuaca yang tidak menentu.

“Kita menghadapi musim hujan dan musim kering yang ekstrem. Teknologi ini akan membantu memastikan tanaman tetap produktif. Tidak boleh ada faktor pembatas. Karena itu, irigasi sangat dibutuhkan, termasuk pembangunan embung untuk menyerap dan menampung air,” katanya

Pada kesempatan ini, Ali Jamil juga menegaskan pentingnya penerapan Service Level Agreement (SLA) atau perjanjian tingkat layanan, terutama dalam pengujian varietas dan pelayanan sertifikasi.

“SLA ini adalah janji layanan kita terhadap kesepakatan proses agar bisa dibawahnya. Misalnya kesepakatan 3 bulan kita bisa selesaikan dalam waktu 2 bulan dan Kita sebagai pelaksana wajib menjaga janji ini kepada klien,” katanya.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat PVTPP Kementan, Leli Nuryati menjelaskan bahwa pada tahun ini terdapat 41 varietas yang melakukan permohonan perlindungan dan 20 di antaranya sudah berhasil memperoleh sertifikat hak PVT.

“Proses uji BUSS bisa memakan waktu sekitar tiga hingga empat bulan, tergantung jenis tanaman yang diuji,” jelasnya.

Leli menambahkan bahwa peningkatan layanan terus dilakukan, termasuk memperluas kapasitas uji Baru, Unik, Seragam dan Stabil (BUSS). “Dari sebelumnya 9, kami tingkatkan menjadi 77, dan untuk tahun 2025 menjadi 41. Kami berharap tahun depan bisa mencapai 100 layanan uji di KP Muara ini,” katanya.

Di sisi lain, PVTPP kini telah beralih dari sistem permohonan manual menjadi layanan digital. “Sejak 2025, permohonan sudah bisa dilakukan secara online melalui aplikasi Aplly PVT. Alhamdulillah, permohonan yang masuk masih sangat banyak,” kata Leli.

Leli juga menegaskan bahwa implementasi smart farming di KPS Muara merupakan bagian dari adaptasi teknologi yang wajib dilakukan pemerintah, mengingat keterbatasan tenaga kerja sesuai aturan pemerintah, di mana tahun ini tidak ada lagi penambahan pegawai ASN.

“Sekarang pemerintah tidak boleh lagi mengangkat tenaga non-ASN. Maka teknologi adalah keharusan. Kita menerapkan smart irrigation, sprinkler, dan deep irrigation. Yang dilakukan sekarang hebat apalagi karena dikerjakan oleh anak bangsa ‘petani muda keren’, yang juga binaan Kementerian Pertanian.” jelasnya.

Artikulli paraprakEkonom Sebut MBG Bisa Dongkrak Ekonomi Nasional Senilai Rp900 Triliun
Artikulli tjetërSNI Wajib Ampuh Dongkrak  Kinerja Keramik Nasional

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini